Mereka yang berkutat di dunia parenting, tentu amat familiar dengan puisi yang pertama kali ditulis tahun 1954 oleh Dorothy Law Nolte, seorang pendidik dan konseling keluarga, untuk sebuah surat kabar di California ini.
(Untuk versi terjemahannya bisa lihat di sini)
Children Learn What They Live
(Dorothy Law Nolte, Ph.D.)
If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight.
If children live with fear, they learn to be apprehensive.
If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
If children live with ridicule, they learn to feel shy.
If children live with jealousy, they learn to feel envy.
If children live with shame, they learn to feel guilty.
If children live with encouragement, they learn confidence.
If children live with tolerance, they learn patience.
If children live with praise, they learn appreciation.
If children live with acceptance, they learn to love.
If children live with approval, they learn to like themselves.
If children live with recognition, they learn it is good to have a goal.
If children live with sharing, they learn generosity.
If children live with honesty, they learn truthfulness.
If children live with fairness, they learn justice.
If children live with kindness and consideration, they learn respect.
If children live with security, they learn to have faith in themselves and in those about them.
If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.
Yang cukup menarik perhatian saya adalah kalimat pertama dari puisi fenomenal yang sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa ini.
Kalimat pertama puisi itu berbunyi,
“Jika anak hidup dengan kritikan, mereka belajar menyalahkan.”
Kenapa saya bilang menarik?
Karena sejak dulu kita mengenal bahwa tidak semua kritikan itu buruk.
Kita diperkenalkan bahwa ada beberapa jenis kritikan yang bagus, malahan kita mengistilahkannya sebagai “kritik yang membangun”.
Tapi di dalam puisi di atas, seolah-olah mengisyaratkan bahwa semua jenis kritik itu, buruk.
Masaru Emoto, seorang doktor pengobatan alternatif berkebangsaan Jepang, pernah melakukan sebuah eksperimen.
Ia meletakkan beberapa butir beras pada dua wadah yang berbeda.
Beras yang ada pada wadah yang pertama, setiap hari diberi kritikan terus menerus.
Bahkan pada wadah tersebut juga ditempel kertas yang berisi kecaman.
Sementara pada beras yang berada pada wadah kedua selalu diberikan pujian, penghargaan dan motivasi setiap hari.
Hasilnya?
Setelah beberapa hari kemudian, didapati bahwa beras yang berada pada wadah pertama telah menghitam dan rusak.
Sedangkan beras yang ada pada wadah kedua tetap putih dan bersih.
Masaru yang dikenal lewat bukunya “The Power of Waters” juga pernah melakukan percobaan yang sama dengan menggunakan media air.
Ia memperdengarkan kepada air tersebut berbagai macam suara, musik, doa-doa, pujian dan cacian.
Gelas berisi air yang mendapat kritik dan kecaman – setelah dilihat menggunakan mikroskop - memiliki bentuk kristal-kristal yang cacat,
sedangkan air yang diberikan pujian dan motivasi justru membentuk kristal-kristal air yang indah.
Apa artinya?
Artinya bahwa TIDAK ADA KRITIKAN YANG MEMBANGUN.
Semua kritikan itu merusak, melemahkan dan menghancurkan.
Dalam Kamus Istilah-istilah Populer, kata “kritik” diartikan sebagai “celaan”.
Sehingga saat kita mengkritik seseorang,
seolah-olah kita ingin menegaskan bahwa kita benar dan orang tersebut salah.
Dari sini kita tahu mengapa anak-anak (dan juga istri) yang selalu dikritik tidak membuat mereka bertambah menjadi lebih baik.
Justru anak-anak yang sering mendapat apresiasi menjadi mudah untuk melakukan hal-hal positif lainnya.
Jika anda seorang suami, anda bisa melakukan tes seperti ini dengan terus mengkritik istri anda setiap hari,
lalu pada beberapa hari hari berikutnya anda terus memuji hasil pekerjaannya.
Anda akan bisa membandingkan perbedaannya.
Apa yang terjadi pada beras (dan air) mengajarkan kepada kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang kasar dan bernada hinaan kepada orang lain,
terutama kepada anak-anak kita.
Memang ada beberapa orang yang bisa menggunakan kritikan sebagai sarana untuk meng-upgrade diri.
Tapi yang pasti hal tersebut tidak akan terjadi pada anak-anak.
Seperti yang ditulis Dorothy pada baris lain dalam puisi di atas,
“Jika anak hidup dengan ejekan, mereka belajar menjadi rendah diri.”
Anda tentunya sudah membaca artikel blog ini yang berjudul Pelajaran Nancy Matthew Elliot dan Sang Putra.
Ketika kecaman datang dari pihak sekolah kepada sang ibu,
maka sang ibu bisa mengubah kecaman itu menjadi cambuk pelecut dirinya.
Tapi bisakah kita membayangkan bagaimana seandainya kecaman itu langsung diterima oleh si anak?
Jika hal itu terjadi, mungkin sampai sekarang lampu pijar belum ditemukan dan kita masih hidup dengan kegelapan.
Lalu jika mengkritik bisa menghancurkan anak,
bagaimana cara kita mengingatkan jika mereka salah?
Anda bisa membaca terlebih dahulu 7 Aturan Dasar Mengoreksi Kesalahan Anak dengan Tepat dan Bagaimana Cara Mengoreksi Kesalahan Anak Tanpa Ditolak.
Secara umum, anak-anak lebih suka menerima sesuatu dari seseorang yang dianggapnya teman daripada pemberian seseorang yang tidak mereka sukai.
Jadi daripada kita memakai bahasa kritikan kepada anak-anak, jauh lebih efektif jika kita menggunakan bahasa seorang sahabat, yaitu SARAN.
Saya beberapa blog yang saya sambangi, setidaknya ada 5 langkah bagaimana cara memberi saran yang baik untuk anak-anak
Dan hal ini bisa kita praktekkan juga kepada orang lain (atau sahabat kita), tanpa membuat mereka merasa tersinggung.
1. Bertanyalah
Hal yang cukup penting di dalam pemberian saran adalah jangan pernah merasa kita tahu apa yang anak-anak rasakan.
Daripada kita mengira-ngira, akan lebih baik jika kita bertanya langsung tentang apa yang mereka rasakan atau pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka pikirkan sebelumnya.
2. Dengarkan mereka
Setelah kita bertanya, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah mendengarkan mereka.
Tentang bagaimana cara menjadi pendengar yang baik untuk anak-anak, bisa anda baca di sini.
3. Beri Pilihan
Jika kita ingin menghindari perasaan tersinggung dari anak-anak karena saran kita,
maka kita bisa memberikan saran tersebut secara “tersembunyi”.
Dengan memberikan mereka pilihan beserta hal-hal yang akan menjadi konsekuensinya, anak-anak akan merasa dibantu untuk membuat keputusan,
bukan merasa diatur oleh kita.
4. Dukung atau Sedikit Membandingkan
Saat anak-anak kita sudah menentukan pilihannya,
maka jika pilihannya itu sudah tepat menurut kita, dukunglah.
Besarkan kepercayaan diri mereka.
Namun jika pilihan mereka kurang tepat,
maka kita bisa “menggiring” opini mereka ke pilihan yang lebih baik dengan cara membandingkan cerita mereka dengan pengalaman kita dulu atau teman kita atau anak-anak lain.
Namun hal seperti ini jangan dilakukan berlebihan, karena anak-anak akan merasa keputusannya dimonopoli oleh kita.
5. Apresiasi-lah
Membuat keputusan itu bukan hal yang mudah bagi anak-anak.
Keterbatasan ber-logika membuat mereka kerap membuat keputusan yang keliru.
Jika langkah no. 4 belum berhasil pada anak, jangan langsung menunjukkan sikap permusuhan kepada mereka.
Hargailah keputusan tersebut.
Barangkali mereka - seperti saya sebut di artikel 7 cara berkomunikasi dengan anak - adalah anak-anak yang harus mendapat “pengalaman” dan belajar dari kesalahannya terlebih dahulu.
wah iya juga ya.. bisa jadi pembelajaran kalo nanti udah punya anak :))
ReplyDeleteDapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com
ReplyDeleteKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com