Saat kita berbicara tentang memuji anak, kita belajar bahwa ada beberapa aturan penting yang harus diketahui setiap orangtua sebelum memuji buah hati mereka.
Anda bisa membacanya di sini.
Dan sama halnya dengan pujian, mengoreksi kesalahan anak juga memiliki aturan-aturan penting yang harus diketahui oleh para orangtua agar koreksi tersebut dapat diterima dengan senang hati oleh anak,
sehingga tujuan jangka panjang untuk membangun karakter mereka bisa tercapai.
Baca juga Kritik yang Membangun itu Tidak Ada!
Sedikit catatan untuk artikel selanjutnya >>
Sebelum kita mengoreksi kesalahan anak, terlebih dahulu kita harus memahami apa sebab anak tersebut melakukan kesalahan.
Secara teori, ada 2 sebab dasar kenapa seorang anak melakukan kesalahan.
Pertama, anak-anak yang melakukan kesalahan karena ketidak-tahuan mereka.
Dan kedua, anak-anak yang melakukan kesalahan karena ada unsur kesengajaan.
Karena adanya kemungkinan sebab yang berbeda itulah, maka kita tidak bisa meng-“gebyah-uyah” atau menggeneralisir cara kita mengoreksi kesalahan anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Namun jika kita bisa mengetahui penyebab dasar kenapa mereka melakukan kesalahan, maka kita bisa mengoreksi kesalahan tersebut dengan cara yang tepat.
Pada kesempatan ini akan dijelaskan terlebih dahulu 7 aturan dasar cara mengoreksi kesalahan anak secara umum tanpa membedakan sebab-sebabnya.
1. Segera mengoreksinya tanpa menunggu nanti
Respon yang cepat akan jauh lebih diingat daripada jika sudah berselang agak lama.
Dengan koreksi yang segera, anak akan merasa bahwa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang sangat penting (atau sangat salah) sehingga orangtuanya langsung menegurnya seketika itu juga.
2. Mengoreksi dengan dasar kasih sayang dan sikap yang santun
Mengoreksi atau meluruskan kesalahan pada anak haruslah dilakukan dengan sikap yang santun dan atas dasar kasih sayang. Bukan karena kita benci dan ingin memarahi mereka, akan tetapi karena kita ingin mereka menjadi seorang anak dengan kepribadian yang baik.
Ketika kita meluruskan kesalahan seorang anak dengan bahasa yang kasar, maka akan timbul sakit hati dan kebenciannya terhadap kita. kalau sudah begitu, nasehat sebaik apapun yang keluar dari mulut kita tidak akan pernah sampai ke dalam hati mereka.
3. Tidak mengoreksi kesalahan mereka di depan umum
Sama halnya dengan memuji, mengoreksi kesalahan juga pantang untuk dilakukan di depan umum.
Hanya bedanya,
jika memuji di depan umum yang kita khawatirkan adalah munculnya perasaan sombong di hati mereka, maka mengoreksi kesalahan yang kita lakukan di depan khalayak berpotensi untuk membuat anak malu dan merasa tidak dihargai.
Sama seperti aturan dasar sebelumnya, perasaan ini juga bisa membuat kata-kata kita menjadi tidak bermakna bagi mereka.
4. Menggunakan sapaan langsung
Penyebutan nama secara langsung bisa membuat mereka merasa bahwa apa yang akan diucapkan oleh orangtua mereka adalah sesuatu yang penting sehingga mereka berusaha fokus untuk mendengarkannya.
5. Dilakukan oleh seluruh anggota keluarga
Para anggota keluarga yang lebih senior harus memiliki tujuan yang sama di dalam mendidik anggota keluarga mereka.
Misalnya, ayah mengoreksi kesalahan si anak dan berusaha menjelaskan alasannya. Namun si ibu justru membela si anak dengan mengatakan, “Sudahlah tidak apa-apa, namanya juga masih kecil.”
Dengan cara seperti ini, anak akan merasa melakukan kesalahan tidak apa-apa karena masih kecil. Tapi selanjutnya pemikiran ini akan terus terbawa hingga mereka dewasa.
6. Doakan anak
Sebagai seorang yang beragama, kita yakin bahwa tuhan memiliki kuasa penuh atas makhluk-makhlukNya.
Maka libatkanlah Dia di dalam semua urusan. Termasuk juga ketika mendidik buah hati kita.
7. Tidak langsung memvonis
Saat si kecil melakukan sesuatu yang menurut kita keliru, maka sebelum mengambil tindakan lebih lanjut sangat penting untuk mengetahui kenapa mereka melakukan hal tersebut.
Karena bisa saja mereka bermaksud melakukan hal yang benar namun kita menggunakan sudut pandang yang keliru.
Misalnya kita melihat si kecil menyimpan bungkus makanan yang sudah kotor ke dalam saku celananya. Mungkin kita akan langsung memarahinya.
Tapi bagaimana jika mereka melakukan hal itu karena bermaksud membuangnya di tempat sampah yang kebetulan agak jauh dari tempat itu?
Jika di awal tadi saya menyebut agar kita merespon dengan cepat kesalahan si kecil, maka yang kita maksud dengan hal itu adalah respon cepat yang tidak gegabah.
***
Nah, pada artikel selanjutnya kita akan mengoreksi kesalahan anak berdasarkan sebabnya.
Apakah mereka melakukan hal itu karena memang benar-benar tidak tahu?
Ataukah sebenarnya mereka tahu namun tetap sengaja melakukannya?
Perbedaan sebab dasar ini tentunya harus disikapi dengan cara yang berbeda pula.
Karena Anda sudah membaca artikel ini sampai selesai,
apakah Anda juga berminat membaginya dengan teman-teman Anda?
sayahh setuju banget buat yang point kedua...Mengoreksi anak emang harus pake cara yang lembut dan santun/penuh kasih sayang, supaya hubungan antara anak dengan orang tua tetap terjaga, selain itu kita juga mengajarkan ke anak tentang kepribadian yang baik :)
ReplyDeletemudah2an bisa bermanfaat, ya...
DeleteDapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com
ReplyDeleteKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com